Dari Bapak Untuk Aku : Puisi by Khoirul Triansyah
Ini bukan kali pertama aku merindukanmu
Juga bukan pertama kalinya aku menangis karenamu
Entah dari mana aku harus menceritakan semua kehebatan itu
Pagimu yang gelap, tapi kakimu sudah melangkah jauh dari rumah
Mencari apa yang nantinya akan aku nikmati
Bukan uang, tapi kebahagiaan anaknya
Bukan juga tentang lelahnya, tapi tentang senyum buah hatinya
Hari begitu buta, tapi makna kehidupan mengalahkan segalanya
Seorang bapak yang tegap berdiri dibawah terik matahari
Seolah olah menantang dunia dan berjanji akan memberikan dunia untuk anaknya
Ya, untuk aku
Sesekali sering aku menuntut lebih
Tapi bukan tidak mungkin, semua itu pasti kau turuti
Aku yang bodoh
Tidak pernah melihat kau terjatuh
Bahwa sebenarnya kau menangis dibalik pintu
Saat apa yang aku pinta tidak bisa kau penuhi
Saat itulah hatimu rapuh
Perang bagaikan air dan minyak yang tak pernah menyatu
Iya, aku akui
Aku sering mengabaikanmu
Aku sering melupakan sosok hebat dibalik sinarnya diriku
Maaf aku sering melupakan itu
Tapi aku sulit berkata maaf
Apalagi berkata cinta, bahkan rindu
Aku merindukanmu tapi aku tidak bisa meluapkannya dengan memelukmu saat ini
Mendekap erat bahu yang dulu tegar menopangku
Merasakan hangatnya sentuhan seorang bapak yang sekarang sulit aku dapatkan
Saat umurku belum genap sepuluh
Aku sering menciummu, mengucapkan terimakasih karena mainan baru
Namun sekarang maaf aku belum bisa membelikan apa yang kau mau
Duniaku keras, bahkan kadang tidak berpihak kepadaku
Pak, inilah aku
Yang dulu sering kau marahi saat aku lalai
Yang sering kau tegur saat aku salah
Didikanmu menjadikan aku lebih kuat
Tamparanmu yang dulu sempat membekas di pipiku
Sekarang akan aku gantikan dengan senyum indah di pipimu
Istirahatlah pak
Harimu semakin renta
Tubuhmu sudah tidak kokoh lagi
Rambutmu yang memutih, seolah pertanda bahwa harimu tidak akan lama lagi
Aku hanya takut aku belum sempat memberikanmu kebanggaan
Seperti apa yang dulu kau harapkan dariku
Kau selalu menginginkan aku menjadi yang terbaik
Dan sekarang akan aku lakukan
Hanya untukmu, bapakku yang hebat
Bapak terbaik dimuka bumi ini
Sehat terus pak, tunggu aku besar dan menjadi dewasa
Sampai nanti aku yang akan memikulmu ke rumah terakhir itu
Karena bagiku, hidupmu adalah semangatku
Semua yang kau usahakan hanya untukku
Cinta dari bapak untuk aku
Hidup seorang bapak hanya untuk anaknya
Sampai perginya seorang bapak juga karena anaknya
Kadang pergi untuk kembali, tapi tak sedikit yang pergi dan tidak akan kembali lagi
Tenanglah pak, aku ada dibarisan terdepan untuk membelamu
Aku yang pertama kali menangkap tubuhmu saat kau terjatuh
Dan tuhan pun pasti mendengar doaku
Tuhan aku mohon
Bahagiakan dia disana
Sebagaimana dia sudah membahagiakan aku di dunia.
Semua dari bapak untukku
Terimakasih pak, aku merindukanmu
Khoirul Trian
Kalianda, 19 April 2019
Puisi lainnya bisa dirasakan di :
Ig @khoirultriann dan ytb Catatan Khoirul Triann
Juga bukan pertama kalinya aku menangis karenamu
Entah dari mana aku harus menceritakan semua kehebatan itu
Pagimu yang gelap, tapi kakimu sudah melangkah jauh dari rumah
Mencari apa yang nantinya akan aku nikmati
Bukan uang, tapi kebahagiaan anaknya
Bukan juga tentang lelahnya, tapi tentang senyum buah hatinya
Hari begitu buta, tapi makna kehidupan mengalahkan segalanya
Seorang bapak yang tegap berdiri dibawah terik matahari
Seolah olah menantang dunia dan berjanji akan memberikan dunia untuk anaknya
Ya, untuk aku
Sesekali sering aku menuntut lebih
Tapi bukan tidak mungkin, semua itu pasti kau turuti
Aku yang bodoh
Tidak pernah melihat kau terjatuh
Bahwa sebenarnya kau menangis dibalik pintu
Saat apa yang aku pinta tidak bisa kau penuhi
Saat itulah hatimu rapuh
Perang bagaikan air dan minyak yang tak pernah menyatu
Iya, aku akui
Aku sering mengabaikanmu
Aku sering melupakan sosok hebat dibalik sinarnya diriku
Maaf aku sering melupakan itu
Tapi aku sulit berkata maaf
Apalagi berkata cinta, bahkan rindu
Aku merindukanmu tapi aku tidak bisa meluapkannya dengan memelukmu saat ini
Mendekap erat bahu yang dulu tegar menopangku
Merasakan hangatnya sentuhan seorang bapak yang sekarang sulit aku dapatkan
Saat umurku belum genap sepuluh
Aku sering menciummu, mengucapkan terimakasih karena mainan baru
Namun sekarang maaf aku belum bisa membelikan apa yang kau mau
Duniaku keras, bahkan kadang tidak berpihak kepadaku
Pak, inilah aku
Yang dulu sering kau marahi saat aku lalai
Yang sering kau tegur saat aku salah
Didikanmu menjadikan aku lebih kuat
Tamparanmu yang dulu sempat membekas di pipiku
Sekarang akan aku gantikan dengan senyum indah di pipimu
Istirahatlah pak
Harimu semakin renta
Tubuhmu sudah tidak kokoh lagi
Rambutmu yang memutih, seolah pertanda bahwa harimu tidak akan lama lagi
Aku hanya takut aku belum sempat memberikanmu kebanggaan
Seperti apa yang dulu kau harapkan dariku
Kau selalu menginginkan aku menjadi yang terbaik
Dan sekarang akan aku lakukan
Hanya untukmu, bapakku yang hebat
Bapak terbaik dimuka bumi ini
Sehat terus pak, tunggu aku besar dan menjadi dewasa
Sampai nanti aku yang akan memikulmu ke rumah terakhir itu
Karena bagiku, hidupmu adalah semangatku
Semua yang kau usahakan hanya untukku
Cinta dari bapak untuk aku
Hidup seorang bapak hanya untuk anaknya
Sampai perginya seorang bapak juga karena anaknya
Kadang pergi untuk kembali, tapi tak sedikit yang pergi dan tidak akan kembali lagi
Tenanglah pak, aku ada dibarisan terdepan untuk membelamu
Aku yang pertama kali menangkap tubuhmu saat kau terjatuh
Dan tuhan pun pasti mendengar doaku
Tuhan aku mohon
Bahagiakan dia disana
Sebagaimana dia sudah membahagiakan aku di dunia.
Semua dari bapak untukku
Terimakasih pak, aku merindukanmu
Khoirul Trian
Kalianda, 19 April 2019
Puisi lainnya bisa dirasakan di :
Ig @khoirultriann dan ytb Catatan Khoirul Triann
Comments
Post a Comment