CERPEN KARANGAN KHOIRUL TRIANSYAH part II
PELANGI DI MATA PUTRI
Karangan; khoirul triansyah
Ketika Putri membukakan pintu dengan tidak mengenakan hijab lagi, melainkan dengan pakaian yang belum jadi, lantas Putri mengusir Tio "heh.. gembel jauh jauh lo dari rumah gue, bikin virus aja!!!!!" dengan lantangnya Putri menghardik Tio yang saat itu sedang menyamar menjadi gembel.
Hidup Tio kini bagaikan butiran debu, di satu sisi ia tidak bahagia dengan istrinya Sesil, namun disisi lain Putri wanita yang dulu menjadi pujaan hati Tio telah berubah derastis, dan terkadang Tio menyesali perbuatannya yang telah mendonorkan mata dengan Putri tapi penyesalan kini sudah tidak ada gunanya lagi. Keesokan harinya ia ingin check-up ke dokter dengan diantar pak supir nya, tak disangka di Rumah Sakit ia bertemu dengan Putri yang juga ingin memeriksa mata nya. Ketika mereka sama sama sedang duduk di ruang tunggu.
"maaf, mas nya ini buta ya..?" tanya Putri. Tio yang saat itu mendengar ia yakin itu suara putri, Tio sangat hafal dengan suara Putri.
"iya" jawab Tio singkat, karna Tio tidak ingin Putri mengetahui bahwa itu Tio.
"dulu saya juga sama kayak mas ini, tapi saya beruntung ada seorang yang sangat baik yang mendonorkan matanya untuk saya. sehingga saya dapat melihat indahnya dunia..tapi sampai saat ini pun saya tidak mengetahui siapa si pendonor itu, padahal saya ingin sekali mengucapkan terima kasih," curhat Putri secara tidak langsung.
"emangnya mba ini engga curiga dengan seseorang.." sahut Tio yang cemas.
"iya curiga dengan sosok Tio, karna dulu Tio lah satu-satunya cowo yang mau melamar saya, dan saya pun memberi tantangan saya ingin bisa melihat, padahal saat itu saya hanya bercanda saja. Dan kini saya bisa melihat dan Tio menghilang.."
Mendengar itu, Tio hanya bisa berkata dalam hati "andai saja kamu tau Put, akulah Tio. Lihatlah aku Put, dan akulah sosok yang kamu cari selama ini Put, tapi aku gamau kalo aku yang memberitahu langsung ke kamu bahwa akulah si pendonor, dan aku ingin kamu lah yang mengetahuinya sendiri. Aku pengen kamu peka Put, peka..." gumam Tio dalam lamunannya.
"aduh, kok saya jadi curhat gini ke lo sih.. " hardik Putri.
Sebenarnya dalam hati Putri yang sangat dalam ia percaya bahwa saat ini sosok Tio ada didekatnya, "ah gak mungkin, itu bukan Tio, dulu kan kata Anisa, Tio itu ganteng,sukses dan sempurna engga buta kayak dia gini.." gumam Putri seakan meyakinkan diri.
Sepulangnya Tio dari Rumah Sakit, sejak saat itu Tio sering melamun sendiri memikirkan Putri.
dan sepulangnya Putri dari Rumah Sakit dia juga selalu memikirkan Tio, dan tanpa ia sadari bayangan lelaki di Rumah Sakit tadi sering kali muncul di bola mata Putri.
Malam pun menjelang, dan ketika sedang tertidur Putri kembali memimpikan lelaki tadi datang melamarnya seakan akan itu Tio. Dan Putri pun lantas mengingat malam lamaran Tio dulu ia pernah menyanggupi keinginan Putri yang ingin melihat, dan terbesit dalam benak Putri, bahwa lelaki itulah Tio...
Airmata Putri langsung tak terbendung lagi dan lagi. semalaman ia tak hentinya menangis, lalu ia bertekad untuk mencari Tio, dan kini yang difikirkannya hanya Tio.Tio, dan Tio...
Keesokan paginya, tanpa peduli kusamnya wajah Putri tanpa mandi dan make-up ia lantas berlari tak tentu arah seraya menyebut nama Tio.........Tio,...........Tio...............
Melihat kelakuan sang kakak, lantas Anisa mengejar Putri dan mengikutinya, "kakak mau kemana...?" teriak anisa.
"Tio nis...Tio......." jawab Putri sambil terus berlari.
"kaka berhenti dong...."
Karna kesalnya Anisa yang tidak dihiraukan oleh Anisa, lalu Anisa meneriakakkan sesuatu.
"Tio itu udah meniggal kak.." teriak Anisa lancang.
Mendengar teriakan itu dari kejauhan,, berhentilah Putri dari larinya yang langsung tertunduk dan menangis, meraung raung layak nya serigala yang kelaparan. Anisa lalu menghampirinya.
"kakak... udah ya, udah.. Tio sudah menghilang, dan gamungkin dia balik lagi. Dia itu cowo yang engga bertanggung jawab, bayangin geh kak, malam itu dia melamar kakak, lalu dia pergi dan menghilang..." anggapan Anisa. Namun tidak juga menghentikan tangisan Putri.
"engga... nis.. Tio itu ada, dan Tio lah si pendonor itu.." balas Putri sambil terus menangis.
"kakak.. udah dong, ayo pulang dan lupain Tio, banyak kok cowo yang mau sama kakak"
"Tio itu cinta pertama kakak Nis.."
"kak udah ya, kita pulang!!!" bentak Anisa sambil menyeret Putri.
Hari demi hari Putri lalui dengan tangisan dan lamunan, ia selalu memikirkan Tio cinta pertamanya, Putri kini menyesali perbuatanya yang sudah dzalim dan kufur kepada orang-orang yang ttidak berdosa, ia sadar ia sudah jauh dari jalan Allah, Putri sudah sombong, padahal ia hanya gadis buta yang kemudian mendapatkan mata dari malaikat tanpa sayapnya yaitu Tio.
Setiap malam Putri pun terbangun untuk solat tahajud, dan beroda kepada-Nya " ya Allah, kalo memang mata ini hanya membuat hamba jauh dari jalanmu, ambillah mata ini ya Allah ambil!!!, namun izinkan hamba bertemu dengan Tio.."
Doa itu yang ia panjatkan setiap saat, Putri sangat ingin melihat wajah Tio, lelaki yang pemberani yang rela berkorban memberikan kebahagiaanya demi Putri yang ingin melihat, memberi sepasang bola matanya hanya untuk Putri, agar Putri bisa melihat indahnya dunia.
Hari, minggu, bulan, dan tahun berlangsung sudah sangat lama, namun sampai saat itu pun Putri yang sudah berumur kepala 3 masih ingin Tio datang dan melamarnya, ia tak peduli tetangga menjuluki Putri perawan tua, karna yang hanya di hati Putri hanya Tio.
"nak, kamu itu sudah berumur, apa kamu engga mau menikah seperti teman-temanmu yang kini udah punya anak dan suami.." pinta Bu Maryam yang sudah beruban, dan ingin menimang cucu.
"Putri hanya ingin menikah dengan Tio bu, Tio.."
"mau dimana kamu menemukan Tio,?"
"Putri yakin bu, suatu saat nanti Tio akan datang melamar ku.." jawab Putri sambil menitikan airmata dari bola mata Tio.
Di sisi lain, rumah tangga Tio dengan Sesil tidak pernah ada keharmonisan sedikitpun, bahkan sampai saat ini Sesil tidak bisa memberikan Tio keturunan, Tio ingin menceraikan Sesil, namun ia takut kedua orang tua nya kecewa. Suatu hari Tio meyakinkan kedua orang tua nya.
"ma...pa... Tio pengen ngomong" kata Tio lirih seraya ketakutan.
"ngomong apa nak, mungkin mama bisa bantu..." jawab mama
"Tio mau cerai ma dari Sesil, dan Tio ingin menemui mata Tio yang melekat pada tubuh sosok wanita yang Tio cintai.;."
Kekecewaan kini sedang menggempur jiwa dan hati kedua orang tua Tio, namun apa boleh buat orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya bahagia.
"pergilah.. nak.. restu papa slalu mengiringimu, asalkan kamu bahagia.;" sahut papa sambil memberikan restu.
"tunggu apa lagi Tio, temui gadis itu sekarang!!" support mama meberikan semangat kepada Tio.
Keesokan harinya Tio mengurus perceraiannya ke pengadilan. Kesedihan sangat memukul perasaan Sesil, ia merasa selama ini ia telah gagal menjadi istri yang baik, dan tidak pernah memberikan kebahagiaan kepada Tio, seiring dengan perceraiannya di meja hijau Sesil menyempatkan untuk pergi ke Rumah Sakit mata di bilangan Jakarta, ia menemui Dr.Misel dan mengutarakan niatnya bahwa ia ingin memberikan sepasang bola matanya kepada Tio demi memberikan kebahagiaan kepada Tio, namun Sesil juga tidak mau identitasnya diketahui oleh si penerima donor yati, Tio.
"baiklah kalo memang itu yang saudari Sesil mau, saya akan menghubungi saudara Tio untuk menerima donor dari seseorang..." kata Dr.Misel bijak.
Setelah perceraiannya dengan Sesil berjalan mulus di meja hijau, Tio mendapat kabar bahwa ada seseorang yang ingin mendonorkan mata kepadanya, sontak Tio mengira itu Putri. Keesokan harinya pergilah Tio ke Rumah Sakit memenuhi panggilan. Niat suci Sesil sudah bulat, meskipun selama ini Sesil sudah jahat dengan Tio, namun sesil juga manusia Sesil juga punya hati yang bening.
Pengoperasian berjalan dengan lancar, namun Tio tidak mengetahui siapa si pendonor, dan Tio yakin Putri lah si pendonor itu. Setelah Tio sudah bisa melihat ia langsung menemui Putri, dan alangkah terkejutnya Tio ternyata bukan Putri si pendonor itu.
"Putri....ini Putri kan??" tanya Tio, sambil menggenggam tangan Putri.
"Siapa kamu, ??" balik tanya Putri sambil melepaskan genggaman Tio.
Senangnya hati Tio, melihat sosok wanita yang kini sudah sempurna bisa melihat, dan solehah.
Namun Tio enggan memberi tahu Putri bahwa dirinya lah Tio, karna kini Tio sudah bisa melihat, dan Putri percaya Tio itu buta.
Datanglah Sesil dengan temannya yang setia menuntunnya yang buta. Dan alangkah terkejutnya Tio melihat Sesil yang buta.
"Putri, lelaki yang ada di depan kamu itulah Tio, yang sudah memberikan sepasang bola matanya kepadamu..;" jelas Sesil bijak.
"kalo memang dia ini Tio si pendonor mata ini, kenapa dia tidak buta??" tanya Putri tidak percaya.
"dia memang tidak buta Put, tapi dia lah lelaki hebat bagi ku, namun selama ini aku sudah terlalu jahat kepada Tio dan tidak pernah memberikan kebahagiaan, dan dengan sepasang bola mata ku yang melekat di tubuh Tio ini, aku harap bisa memberikan kebahagiaan kepada Tio, dan aku ingin Tio bahagia dengan malaikat nya yaitu kamu Put. menikahlah dengan Tio put, berikan Tio kebahagiaan yang selama ini tidak Tio dapatkan dari ku. menikahlah Put!!!." jelas Sesil yang bijak seakan menambah haru suasana.
"jadi kamu Tio, kamu cinta pertama ku.???" tanya Putri yang masih tidak percaya dengan keadaan.
"Akulah Tio, Put. Menualah bersama ku Put." jawab Tio sambil meluncurkan rayuan maut yang sekaligus berisi lamaran kepada Putri.
Kini, Sesil sudah bisa melihat Tio bahagia walaupun Sesil hanya bisa merasakan dan mendengar kebahagiaan itu. Pernikahan Tio dengan Putri sudah menetapkan tanggal cantik yaitu, 14 April 2014.
Gaun pengantin berwarna putih suci beralaskan sepatu kaca dengan hijab menghiasi tubuh Putri di hari pernikahannya, dengan lantangnya Tio mengikrarkan jani sucinya dihadapan penghulu dan beberapa saksi. Para tamu undangan satu per satu naik ke pelaminan untuk mengucapkan selamat dan mendoakannya.
Suasana menjadi hening da haru saat Sesil menaiki pelaminan dan mengucapkan selamat kepada Tio dan Putri, di peluknya Sesil erat oleh kedua pengantin baru itu sambil air mata tak kunjung berhenti berderai dari mata Tio yang melekat di tubuh Putri, dan mata Sesil yang melekat di tubuh Tio.
Saat itu Putri dan Tio menyampaikan sesuatu kepada seluruh tamu undangan.
"dialah Sesil, sosok wanita hebat dan luar biasa yang rela memberikan kebahagiaan kepada lelaki yang dia cintai, dilah wanita tegar dan kuat yang rela menggelapkan semua yang ada di hadapannya demi melihatkan indahnya cinta kepada Tio. Dialah Sesil saudaraku...." ungkap Putri sambil menitikan air mata yang deras mengalir membasahi pipinya.
Suasana menjadi sangat haru seluruh tamu undangan menangis haru, air mata tumpah ruah membanjiri pelaminan.
Anisa, bu Maryam, Dr.Misel dan kedua orang tua Tio tersenyum lebar melihat kebahagiaan Putri yang seakan melihat Pelangi Di Mata Putri...................................................................................;
Comments
Post a Comment