CERPEN KARANGAN KHOIRUL TRIANSYAH part I

PELANGI DI MATA PUTRI
karangan; Khoirul Triansyah

  Diceritakan tinggallah seorang gadis cantik dan solehah bernama Putri seorang gadis lugu dan enggan bergaul dikarenakan ia tidak percaya diri karena dirinya buta sejak lahir ini mempunyai seorang ibu yang tegar dan kuat yang mana suaminya meningggal ketika Putri di kandungan sang ibu,alangkah sedih nasib Putri ini, namun dia beruntung mempunyai adik yang setia menuntun sang kakak kemanapun ia mau tak lain dia bernama Anisa.
   Suatu hari pergilah sepasang kakak dan adik itu ke sebuah pantai yang sangat sejuk di salah satu tempat wisata di Bali. Rasa haru menyelimuti tubuh Putri yang sedang menceritakan indahnya pantai itu, tak lama berderailah airmata kedua kakak dan adik itu "yang sabar ya kak,," gumam Anisa setiap kali melihat sang kakak yang tak berdaya itu, "alangkah indahnya ciptaanmu ini ya Allah, andaikan aku bisa melihatnya,..." balas Putri seraya sedikit mengeluh. Hari mulai petang, bergegaslah mereka kembali ke rumah karena sang ibu tak henti henti menelpon ke handphone Anisa.
   Sesampainya dirumah Putri menceritakan apa yang baru saja ia dan adiknya lakukan. "bu,andai aku punya mata, takkan ku sia siakan mata itu untuk melihat kuasa Allah yang sangat indah tadi,."
"yang sabar ya nak, ibu yakin suatu saat nanti pasti kamu bisa melihat, sekarang tidurlah.!!" sambil melihat jam dinding menunjukkan pukul 11.00.
   Tepat pukul 2.00 dini hari sang ibu terbangun dari tidurnya dan memikirkan kata kata Putri tadi, sang ibu kemudian berjalan ke kamar mandi seraya mangambil wudhu, lalu melaksanakan sholat tahajud, dan dalam doanya ia meminta "ya Allah,hanya satu permintaan terbesarku. Izinkanlah anakku Putri untuk bisa melihat indahnya kuasa mu" airmata pun tak hentinya mengucur dari mata suci sang ibu. Mendengar isak tangis ibu dalam doanya, Putri pun terbangun dan menghampiri sang ibu "ibu...ibu...itu ibu kan?"
lalu sang ibu menghampirinya dan memeluknya."Ibu kenapa nangis, ibu ngga papa kan, ibu cerita  dong.." pinta Putri ingin tahu. "engga kok put, ibu hanya sedang berdoa aja"
"engga ibu, Putri akan temani ibu tidur malalm ini, Putri takut, Putri khawatir bu..
"baiklah nak," terlelap lah Putri dan ibunya di atas sajadah dan mukenah yang tak sempat ia singsingkan.
   Keesokan harinya, Putri dan Anisa hendak berbelanja kebutuhan rumah sehari-hari di salah satu pusat perbelanjaan ternama di daerahnya dengan menggunakan angkutan kota atau familiar dengan sebutan angkot. Ketika setengah perjalanan, masukkal seorang pemuda tampan dengan dasi dan jasnya yang menunjukan bahwa ia orang yang bisa dibilang sukses, ia duduk tepat didepan Putri "kak,, ka.. tau engga di depan kakak ada cowo ganteng banget.." iseng Anisa.
"apa apaan sih kamu nis" sahut Putri dengan sedikit membentak.
Mendengar percakapan mereka, si pemuda itu pun mengulurkan tangannya dan berharap bisa berkenalan dengan Putri. "maaf mba,  kalo boleh tau mba ini mau kemana ya.??" tanya si pemuda itu kepada Putri dan mengulurkan tangannya."oh iya, kita mau belanja nih, biasalah kebutuhan.." celetuk Anisa sambil menjabat tangan pemuda itu.
"kalian saudara??.."
"iya maafin adik saya ya, dia emang gitu orangnya.." sahut Putri.
"kalo boleh tau mas ini siapa ya..??" celetuk Anisa lagi.
"kenalin saya Tio,."
"mas ini udah necis, tapi kok mau sih naik angkot gini, kan bisa naik taksi yang lebih berkelas.." heran Anisa.
"saya ingin mengajarkan kepada karyawan saya, arti sederhana.." jawab Tio..
"wah, hebat ya kamu.." kagum Putri yang dari tadi mendengar percakapan mereka.
 shiiiiiiitttttt....!!!! rem angkot mengejutkan mereka. "yaudah Tio saya turun disini, kamu hati-hati ya..." pamit Putri lalu Tio menggenggamkan seserpih kertas yang tak lain adalah kartu nama nya.
   Sesampainya di kantor Tio tidak bisa fokus dengan kerjaannya, saat ini yang difikirkannya adalah Putri Putri dan Putri. Sampai terbesit dalam benak Tio bahwa Putri adalah jodohnya.
Pergilah Tio meninggalkan berkas berkas kerjaanya untuk mencari tahu dimana Putri tinggal. Sesampainya Tio di perumahan menengah kebawah lalu ia melihat Putri dan Anisa yang sepertinya baru pulang dari berbelanja, diikutinya mereka oleh Tio dengan perasaan ingin tahu yang menggebu gebu. Tio melihat Putri dan Anisa memasuki sebuah rumah dan di sambut oleh sosok ibu yang terlihat khawatir.
"kok lama sekali nak, kalian kenapa, ada apa dijalan, cerita...cerita... ayo ceritakan pada ibu ni" khawatir sang ibu.
"engga kok bu, engga ada apa apa, yang pentingkan kita udah nyampe.." tenang Putri.
"iniloh bu, kak Putri kayaknya kesemsem sama cowo di angkot tadi.." celoteh Anisa yang merubah suasana menjadi ceria.
" engga ko bu....engga..." malu Putri
"iya juga gapapa kok Put.." guyon ibu
   Mendengar percakapan mereka dari jauh Tio makin mantap untuk menyatakan cinta ke Putri, dengan rasa penuh percaya diri dan semangatnya Tio pun kembali ke kantor, sambil tersenyum senyum sendiri tak peduli karyawannya heran menatapnya.
Keesokan harinya Tio kembali kerumah Putri dengan rencana ingin menyampaikan semuanya.
Tok...tokkk...tokk!! pintu rumah terdengar. Bergegas bu Maryam membukakannya.
"maaf bu, benar kan ini rumahnya Putri..?"
"iya benar, nak ini siapanya Putri ya..?"
"saya Tio bu, temannya Putri.."
Mendengar percakapan mereka di depan pintu, Anisa yang penasaran siapa sih itu? langsung mengengoknya.
"bu..bu.. ini cowo yang kemaren Anisa ceritain.." bisik Anisa lirih dekat telinga ibu
"ayo nak Tio masuk dulu, kita ngobrol ngobrol di dalam aja biar enakan.,:"
Lalu Tio mengutarakan maksud dan tujuannya kepada sang ibu terlebih dahulu, bu Maryam sempat bingung dan merasa aneh, karena baru Tio lelaki yang berani bicara seperti itu kepada ibu.
"ya kalo ibu sih, terserah dengan Putrinya aja, yang penting Putri senang ibu senang..,;" jawab ibu sambil sedikit menitikan airmata nya karena haru.
Tak lama Putri datang dan kemudian duduk di samping ibunda, lalu ibu menanyakan kepada Putri.
"gimana Putri, kamu mau..;?" tanya sang ibu lirih
"Putri engga mau bu, Putri hanya ingin pembuktiannya dulu, masa ujuk ujuk langsung nanyain gitu..!" gertak Putri lirih.
"Buat Anisa aja ka, mubazir cowo kayak Mas Tio dianggurin..:)" Celetuk Anisa merubah suasana ruang tamu.
"Kamu kira makanan sisa kali, mubazir.." balas Putri sambil tertawa.
"mungkin biar Putri berfikir aja dulu kalik ya bu..?" kata Tio.
"kalo emang beneran cinta sama aku, aku mau melihat. apakah kamu bisa memenuhi syarat dari aku" canda Putri mencairkan suasana. Tio hanya terdiam dan sejenak berfikir. Pulanglah Tio dengan penuh kekecewaan.
   Tio beranggapan ingin memberikan kedua bola matanya kepada Putri. Karena umur Tio yang sudah mau menginjak kepala tiga, kedua orang tua Tio menjodohkan Tio dengan anak dari om Herdi yaitu Sesil gadis ceroboh, sombong, dan slalu beranggapan dirinya paling kaya. Tio akan dijodohkan kedua orangtua nya jika dalam waktu seminggu ia tidak bisa mendapatakan jodoh. Orangtua Tio sengaja memberi waktu yang singkat agar Tio tidak bisa lari dari perjodohann, namun tekad Tio sudah bulat. Ia akan mendonorkan matanya kepada Putri untuk membuktikan rasa cintanya kepada gadis impiannya itu. Pergilah Tio kerumah sakit spesialis mata ternama di Jakarta, lalu ia berkonsultasi kepada Dr.Misel, tanpa basa basi pihak rumah sakit memberikan suatu kabar gembira kepada Putri bahwa ada pendonor mata yang rela memberikan matanya kepada Putri. Namun Tio meminta kepada pihak rumah sakit untuk merahsaiakan identitas pendonor kepada Putri.
   Mendengar kabar itu, Putri lalu terkejut dan bersyukur kepada Allah, "alhamdulillah ya Allah akhirnya engkau menjawab doa ku selama ini..)". Serentak Putri dan Ibunya menangis haru.
"alhamdulillah ya kak, akhirnya kakak nanti bisa melihat wajahku yang cantik  nan jelita ini.." dengan PDnya Anisa lagi lagi memecahkan suasana.
Sebulan kemudian.................
   Dengan senangnya Putri, Anisa, dan bu Maryam pergi kerumah sakit untuk menyaksikan operasi donor mata Putri. "mana dok pendonornya..?" penasaran bu Maryam.
"maaf bu, kami dari pihak Rumah Sakit tidak bisa memberikan identitas si pendonor, ini adalah keinginan si pendonor bu.." jelas Dr.Misel yang akan mengoperasi mata Putri.
"ayo dok buruan, operasi kakak saya, dia itu udah gasabar pengen lihat wajah saya nan cantik ini dok.." celetuk Anisa.
"baiklah, saudari Putri boleh masuk, yang lain tunggu diluar saja ya,."
"yaiyalah dok, kalo saya masuk itu arisan namanya.." celetuk Anisa lagi.
"kira kira berapa lama ya dok operasinya.;?" tanya ibu takut
"paling lambat 4 jam bu kira kira" jawab dokter
"bu...nis... saya minta doanya ya;" pinta Putri yang tegang.
   5 jam berlalu........................
"kok kakamu belum selesai juga ya nis" khawatir ibu..
"iya nih bu, tiduran kali ya mereka di dalam ni.." sahut Anisa
Operasi pun selesai dilakukan dan pihak keluarga diperkenankan masuk.
"gimana kak, sakit engga:" tanya Anisa penasaran.
"engga kok nis." jawab Putri seraya menenangkan.
"berapa lama perbannya boleh dibuka dok..?"
"sekitar seminggu bu, tergantung keringnya luka" jawab dokter
   Kebahagiaan kini sedang meliputi diri Putri dan keluarga kecilnya, namun disisi lain Tio merasa sudah memenuhi permintaan Putri, namun walaupun begitu kedua orangtua Tio akan tetap menjodohkan Tio dengan Sesil. "ma..pa... aku engga mau.." pinta Tio berulang kali. Namun nasi sudah menjadi bubur, gaun pengantin dan ketring sudah di pesannya, undangan pun sudah ludes di sebarkan. Tepat seminggu sebelum pernikahan Tio dan Sesil digelar, mereka pun di pingit layaknya pra pengantin baru. Hari hari Tio kini bagaikan boomerang yang bergemuruh menghujam hati Tio, Tio pun mengirimkan secercik pesan singkat melalui blackberry nya kepada Putri yang berisi.
"selamat ya Putri, kini kamu sudah melihat indahnya kuasa Allah. Aku Tio aku pergi ya.."
"kamu mau kemana Tio, aku belum sempat melihat wajahmu lalu kamu akan pergi? kamu jahat Tio;"
"aku akan menikah dengan jodoh pilihan orangtua ku, tepat seminggu yang akan datang"
"semoga langgeng ya Tio, makasih sudah baik dengan saya.." memelas Putri yang kecewa.
"o, iya sampaikan kepada si pendonor terima kasih gitu dari saya Tio."
"bagaimana mungkin, aku aja engga tau siapa si pendonor..?"
Lalu Tio mengeluarkan kartu perdana dari blackberry nya lalu mematahkannya, Tio ingin meninggalkan Putri untuk selamanya meninggalkan semua kenangan Putri tanpa membekaskan jejak. Karna Tio bertekad ingin belajar mencintai Sesil.
   Seminggu kemudian, menikahlah sepasang insan tuhan yang sangat berbahagia Tio dan Sesil.
Dalam rumah tangganya tak pernah ada kebahagiaan melekat, yang ada hanya uring uringan setiap harinya, dari Sesil yang malu mempunyai suami buta. Dari Tio yang tidak bisa mencintai Sesil.
   Suatu hari teman teman Sesil hendak mengadakan arisan dirumah megah nya, karena malu Sesil menyuruh Tio berpura pura menjadi tukang kebunnya.
"mas, besokkan teman teman saya mau arisan di rumah, mas pergi ya kalo engga pura pura aja jadi tukang kebun, nanti kalo saya panggil mang dateng ya, udah hafal kan letak letak dirumah,.?" sadis Sesil.
"iya bun," jawab Tio lirih.
"o iya satu lagi, biasa kan dari sekarang panggil Nyonya, jangan sampe besok teman teman saya tau mas ini suami saya,."
"iya nya," jawab Tio lirih.
   Sakit memang hati Tio, tak jarang dia merindukan sosok Putri yang dulu di cintainya. Ia pun kemudian menyuruh supir pribadinya menghantarkannya ke rumah Putri, untuk memastikan Putri sudah bahagia.
Namun sayang seribu sayang, Putri yang dulu cantik kini sudah berubah menjadi buruk rupa sifat dan kelakuannya, ia menjadi sosok yang sombong.
Ketika hendak menuju rumah Putri, Tio berinisiatif untuk merubah wajah tampannya menjadi buruk rupa dan compang camping, untuk menguji sifat Putri.
Sesampainya disana...

Comments

Popular posts from this blog

Menjadi Dewasa : Puisi by Khoirul Triansyah

DREAM JOB

Lebaran Kali ini Beda ya